Nasihat Pak Dullah #1
Kita tidak tahu kapan cita – cita ini akan terwujud.
Tapi, Allah pasti akan memberikan perhatiannya pada semua niat baik. Kita jalankan saja dulu usaha kita ini. Saya melihat masa depan yang cerah.
– Pak Dullah –
==
Kata kunci yang penting di garis bawahi pada tema ini adalah niat. Dalam perkara ibadah, niat memegang peranan penting yang mana tanpa kehadiran niat dalam hati, ibadah menjadi tidak sah karena absennya niat. Dan niat ini sekaligus menjadi pembeda antara satu aktifitas tertentu misalnya mandi, kegiatan mandi hanyalah sebatas mengguyur air ke semua badan namun dalam keadaan berhadats tanpa adanya niat meski sudah mengguyur semua badan tetap tidak dapat mengangkat status hadats besar yang disebabkan oleh mimpi basah misalnya. Kedudukan niat sangat menentukan kualitas perbuatan ibadah dan hasil yang diperolehnya karena niat itu jiwa perbuatan, pedoman, dan kemudinya. Menurut jumhur (mayoritas) ulama, niat itu wajib dalam ibadah. Niat merupakan syarat sah suatu ibadah.
Diantara banyak hadis, terdapat satu yang menyinggung soal keutamaan niat. Dari Umar bin Khaththab RA, Rasulullah SAW bersabda, “Segala amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh pahala sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah dengan niat mencari keuntungan duniawi atau untuk mengawini seorang perempuan, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya itu”. (HR. Bukhari)
Jauh sebelum PPMI Assalaam lahir, benih niat untuk mendirikan pesantren dengan kriteria tertentu sudah bersemayan kokoh dalam benak Pak Dullah dan istri beliau Siti Aminah. Selain keduanya hidup dan dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan nilai – nilai luhur Islam, tekad kuatnya untuk meningkatkan harkat dan martabat Islam juga tinggi. Beliau tidak rela jika lulusan pesantren semata – mata hanya pasrah terima ngajar ngaji di surau saja, setidaknya lulusan pesantren harus juga menyentuh kehidupan yang lebih luas seperti duduk di pemerintahan, perusahaan dan lain – lain.
Dr Wayne W. Dyer telah meneliti niat sebagai kekuatan di alam semesta yang memungkinkan tindakan penciptaan terjadi. Wayne menulis buku The Power of Intention yang mengeksplorasi niat sebagai energi yang menjadi bagian dari diri kita. Konsep dasar buku ini mengatakan bahwa kita akan menarik apa yang kita niatkan, yaitu. Jika kita berniat menarik kebaikan maka hidup akan baik, jika kita berniat negatif maka hidup kita akan menarik pengalaman negatif. Kita perlu memiliki disiplin, kebijaksanaan, cinta untuk berniat baik.
Dalam ajaran Islam kita mengenal konsep husnudzon (berbaik sangka), dimana husnudzon ini memiliki dua dimensi yakni makhluk dan kholiq yang keduanya perlu mendapatkan perhatian secara proporsional.
- Husnudzon billah.
Imam Al-Nawawi, semoga Allah merahmatinya, berkata: Arti (husnudzon billah): berpikir bahwa Allah Swtakan memberikan rahmat kepadanya, dan berharap untuk mendapatkan rahmat itu, dan merenungkan ayat-ayat dan hadits yang disebutkan tentang kemurahan Nya, pengampunan dan belas kasihan Allah, dan apa yang Allah janjikan kepada manusia yang bertauhid, dan apa yang Allah sebarkan dari rahmat itu bagi mereka pada Hari Kebangkitan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman Dalam hadits yang shahih, “Aku adalah seperti yang hamba-Ku pikirkan tentang Aku.” Ini adalah makna yang benar dari hadits ini, dan inilah yang dikatakan mayoritas ulama. “dalam al Majmu’'”
- Husnudzon bi’ibadillah.
Berprinsip husnudzon pada hamba Allah merupakan ciri dari jiwa yang fitrahnya masih terjaga. Islam adalah agama yang menyerukan husnudzon pada sesama dan menjahi su’udzon (berburuk sangka) pada mereka. Karena rahasia manusia hanya Allah saja yang tahu sedangkan manusia tidak mengetahui kecuali Allah Yang Maha Kuasa saja, Allah berfirman: Al-Hujurat (49): 12
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Apa yang disampaikan oleh Pak Dullah mengingatkan kita pada Dr. Stephen Covey dalam Seven Habits nya bahwa salah satu kebiasaan orang sukses selalu memulai dari tujuan akhir. Artinya, sebelum melakukan sesuatu hendaknya dilakukan pemikiran secara mendalam. Setelah ketemu poin pentingnya barulah action. Jadi orang sukses itu akan berpikir sebelum bertindak. Pikiran mendahului tindakan. Pelajari, pahami, kuasai baru bertindak. Belajar, belajar, belajar baru beramal.
Filosofi memulai dari akhir pun sejatinya kristalisasi dari keyakinan dan cita – cita yang tertanam jauh dalam diri sehingga memungkin seseorang untuk focus pada sikap produktif dan meninggalkan hal – hal yang tidak bermanfaat. Seorang muslim dengan keimanan yang totalitas akan mendorong pada kreatifitas tiada henti dan produktifitas tidak terbendung. Karena optimis do’a kita akan terkabul seiring dengan ikhtiar iman maksimal kita pada Allah Swt.
Terdapat beberapa cara yang dapat Anda laksakan untuk melatih kebiasaan memulai dengan tujuan akhir:
1.Bayangkan Akhir Kehidupan
Coba renungkan hal terbaik apa yang ingin Anda gapai dan raih setelah usia kehidupan kita di dunia telah usai. Resapi keridhoan ilahi yang selalu dinanti seperti telaga di tengah pada pasir yang gersang, bagi setiap muslim tidak ada yang dicari kecuali keridhoan dari Allah Swt.
2. Evaluasi Peran Pribadi
Luangkan beberapa saat dan tuliskan peran-peran Anda sebagaimana Anda melihatnya sekarang. Apakah Anda puas dengan bayangan cermin dari kehidupan Anda?
3. Tulis Pernyataan Misi Pribadi
Tetapkan waktu khusus untuk benar-benar melepaskan diri Anda dari kegiatan sehari-hari dan mulai membuat pernyataan misi pribadi Anda. Mulailah membuat kumpulan catatan, kutipan, dan gagasan yang mungkin Anda gunakan sebagai bahan untuk menulis misi tersebut.
4. Proyek Tujuan Akhir
Identifikasi sebuah proyek yang akan Anda hadapi dalam waktu dekat dan terapkan penciptaan mental. Tulis hasil yang Anda inginkan dan langkah-langkah yang akan membawa Anda ke tujuan itu.