Nasihat Pak Dullah #2
Assalaam itu bukan sekedar mimpi saya, Assalaam adalah cara saya mensyukuri kehidupan. Ia bukan keinginan, tapi tujuan.
-Pak Dullah-
Kali ini kita akan belajar bahwa bagaimana cara kita bersyukur selalu dilandasi atas seberapa dalam kita menyadari keberadaan anugrah dari Allah itu dan seberapa jauh penyaksian kita akan manfaat dari apa yang kita kerjakan. Sungguh, nyatanya tidak banyak makhluk yang dapat bersyukur dengan paripurna. Mari simak QS Saba’ (34): 13 berikut:
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
Kehidupan adalah anugrah yang semestinya disyukuri dengan penuh khidmat, dari rasa kebersyukuran yang dalam niscaya mengalir ketentraman yang dalam pada setiap nafas kehidupan. Sehingga bagaimanapun kondisi eksternal yang menerpa diri ini akan direspon dengan positif dan optimis, senang maupun susah adalah sifat fitrah kehidupan yang kadangkala kita tidak bisa menghindarinya karena kejadiannya sering kali terjadi tidak dalam kontrol kita.
Bagaimana cara Pak Dullah mensyukuri kehidupan yang dijalaninya terpancar dari lahirnya Assalaam sebagai kristalisasi niat murni yang selalu dijaga dengan istiqomah dalam aplikasi kehidupan bermuamalahnya. Jika kedamaian telah menjalar dalam setiap nafas maka energi syukur akan senantiasa terisi sehingga kehidupan sehari hari hanyalah menjalankan apa yang telah menjadi kehendak Nya, betapa beruntungnya setiap insan yang dapat sampai pada maqom ini.
Mari perhatikan kisah sahabat Nabi Muhammad Saw. Tentu kita masih ingat pada sebuah peristiwa di perang Khondaq dimana seorang sahabat yang tengah berjaga mendapat kiriman anak panah dari musuh ketika beliau sedang masyghul dengan kekhusuan sholanya hingga ketika selesai barulah menyadari tubuhnya berlumur darah, beliau kemudian meminta sahabatnya untuk mencabut anak panah itu saat beliau kembali menderikan sholat, betapa rasa syukur yang diekspersikan dengan kekhusyukan sholat ini dapat menjadi obat bius penenang bahkan solusi bagi gejolak kehidupan yang terasa tak pernah surut.